Rabu, 24 Oktober 2012

Yoga Asana (sarwangga asana)

SARVANGGA ÀSANA (Sarvàòga / sarvãòga) 

(sikap berdiri di atas bahu)

Sikap atau àsana ini banyak menyerupai latihan “sepeda” yang terkenal dan banyak dilakukan oleh para olahragawan; untuk latihan sepeda itu anda berbaring lalu mengangkat pinggang dan menyokongnya dengan tangan, kemudian kaki digerakkan seperti orang yang mengendarai sepeda. Perbedaan sarvãòga-àsana dari latihan sepeda adalah bahwa kaki tidak digerakkan, kaki tinggal lurus dan sikap dipertahankan. Pada akhir sarvãòga-àsana, anda dapat melakukan latihan sepeda pula; hal itu ada baiknya.
Àsana itu dapat dilakukan (Gambar 1) di atas lantai bersih, di atas sebuah tikar, atau di atas tempat tidur kayu (atau panggung, takhat). Berbaringlah di atas panggung, ada baiknya meletakkan sebuah selimut yang dilipat di bawah tengkuk. Lengan diluruskan disamping badan dengan tapak tangan di atas tanah.
Angkat kaki dan pinggang perlahan-lahan tanpa memisahkan kaki satu dan yang lain sampai tercapai sudut siku-siku dengan lantai. Untuk mencapai sudut siku-siku, anda harus mengangkat kaki, pinggang, punggung dan badan secara vertikal. Tempatkanlah tangan di bawah pinggang dan dukunglah sikapnya dengan lengan atas dan siku. Kaki dan punggung harus vertikal, bilamana badan anda normal. Tetapi bilamana anda terlalu gemuk atau berusia lanjut, maka mungkin anda tidak dapat mencapai sikap vertikal. Janganlah menghiraukan hal itu. Berusahalah untuk berdiri sedapat mungkin vertikal tanpa terlalu memaksa diri. Ingatlah bahwa sikap vertikal hanya merupakan cita-cita. Dalam hal itu hanya kepala, tengkuk dan lengan atas dan siku berada di atas tanah, bagian atas dada tertekan terhadap dagu.
Dengan sikap vertikal ini, cobalah untuk memandang langit-langit dan merasakan seakan-akan mencoba untuk menyentuhnya dengan jari-jari kaki.


Sebagai permulaan cobalah sikap ini selama 10 detik dengan mengucapkan mental (tanpa suara), satu kali ke-tujuh-(saptaka) wyàhåti, ialah :
  1. Bhùá
  2. Bhuvaá
  3. Svaá
  4. Mahaá
  5. OÝ Janaá
  6. Tapaá
  7. Satyam (10 detik)
Sesudah tiga hari cobalah sikapnya lebih vertikal (tegak), tetapi jangan memaksa, dan perpanjanglah waktunya menjadi 20 detik atau dua kali vyàhåti saptaka yang tersebut di atas. Kemudian perpanjanglah waktunya tiap minggu dengan 10 detik. Akhirnya bertahanlah dalam sarvãòga-àsana selama 3 menit (15 sampai 20 wyàhåti saptaka). Hasil ini sudah cukup untuk seseorang. Saya pribadi ingin menasehati tiap orang untuk jangan melampaui 10 menit:
Setelah pelaksanaan yang baik, anda sendiri merasa bahwa penyokongan lengan tidak diperlukan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar