Pada hari pertama. Tuhan menciptakan seekor
sapi. Dia berkata kepada sapi itu.
“Sah Pie! (sapi). Hari ini Aku menciptakan
kamu sebagai adanya kamu! Kamu harus bekerja di ladang dengan petani sepanjang
hari. Kamu harus menguras tenaga untuk membajak sawahnya. Di samping itu juga
harus menyediakan susu untuk diminum. Kamu akan bekerja sepanjang hari di bawah
terik matahari. Sebaliknya, kamu hanya bisa makan rumput! Aku akan memberi
waktu untuk hidup selama 50 tahun.
Sah Pie protes. “Apa? Saya bekerja begitu
keras dan hanya bisa makan rumput saja? Dan hidup selama 50 tahun? Bolehkah
saya hidup 20 tahun saja? Dan 30 tahun saya berikan kepadaMu, ok? mo...mo....”.
Akhirnya Tuhan setuju.
Pada hari kedua. Tuhan menciptakan seekor
anjing.
Tuhan berkata kepada anjing. “Aan Jieng
(anjing). Seperti apa adanya kamu, kamu harus duduk sepanjang hari di depan
pintu rumahmu! Semua orang yang datang ke rumahmu, Kamu harus menggonggong(i)
mereka! Sementara kamu akan makan sisa-sisa makanan tuanmu, dan kamu akan hidup
selama 20 tahun.
Aan Jieng protes. “Apa? Sepanjang hari duduk
di depan pintu? Harus menggonggong(i) orang? Nggak usah lah yao... 16 tahun hidup saya mau. Dan 10 tahun
lainnya saya berikan kepadaMu!
Akhirnya. Tuhan pun setuju
Pada hari ketiga. Tuhan menciptakan seekor
monyet. Ia berkata kepada monyet itu. “Maon Yeti (monyet). Pekerjaanmu sebagai
monyet adalah menghibur orang. Kamu harus membuat mereka tertawa dengan gaya dan mukamu. Kamu
juga harus bisa melakukan salto supaya mereka terkagum-kagum kepadamu.
Sementara itu, kamu hanya makan pisang. Aku akan memberimu hidup 20 tahun.
Maon Yeti protes. “Apa? Membuat mereka
tertawa? Melakukan atraksi dengan gaya dan muka lucu? Apalagi harus bisa salto?
itu tidak gampang? berikan saya 10 tahun dan 10 tahun lainnya saya berikan
kepadaMu”.
Tuhan pun setuju dengan tawaran Maon Yeti.
Pada hari yang keempat. Tuhan menciptakan
manusia dan berkata kepadanya. “Kamu ! Manus Siale! kerjamu adalah tidur, makan,
tidur, main, makan, tidur, main, dan tidak bekerja apapun sepanjang hari. Kamu
akan makan apa saja yang ada di dunia ini dan bermain apa saja yang kamu
senangi dalam hidupmu. Semua yang kamu perlukan hanya menikmati, menikmati,
menikmati, dan tidak bekerja apapun. Itulah hidupmu. Dan aku berikan 20 tahun
untuk kamu.
Manus Siale protes. “Apa? Betapa enaknya
hidup seperti itu! Makan, main, tidur, tidak bekerja? Menikmati apa saja dan
Engkau memberikan waktu untuk hidup 20 tahun? Nggak lah yao...! Ok! Bagaimana
kalau kita buat kesepakatan? Karena si Sah Pie mengembalikan 30 tahun. Aan
Jieng mengembalikan 10 tahun dan Maon Yeti mengembalikan 10 tahun. Biar saja
saya yang mengambil waktu hidup mereka itu! Jadi waktu hidup saya selama 70
tahun kan?”
Tuhan pun setuju dengan tawaran si Manus
Siale.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar