Setiap mau berkotbah dari altar Pdt. A.
Manurung terbiasa mengatakan: “Mari kita sama-sama membuka Alkitab kita.”
“Matius 3, ayat 13 sampai 17, halaman
5, Perjanjian Baru.
Sementara dia membaca dari atas altar.
Seorang remaja tanggung berusia 12 tahun kebingungan melihat Alkitabnya. Dia
mencoba mencari kata-kata yang dibacakan pendeta dari atas altar. Tapi tidak
ditemukan dalam Alkitabnya pada halaman yang sama.
Pulang dari gereja. Langsung ke rumah
mengadukan hal tersebut pada orang tuanya.
“Ma..., pendeta tadi bohong di gereja. Dia
menipu semua jemaat!”
“Ssssttt..., tidak boleh gitu, Nak!” Dan itu
tidak mungkin dilakukan seorang pendeta di gereja. Apalagi saat khotbah. Kamu
kali yang salah dengar” jawab ibunya.
“Tidak..., Ma! Saya berani sumpah! Kalau
tidak percaya tanya saja Pendeta Ramses.
“Apa yang dikatakan pendeta Manurung,
sehingga kamu bilang, dia penipu!” selidik Ibunya lagi.
“Begini, Ma! Dia bilang dari atas: Mari kita
buka Alkitab kita halaman 5 Perjanjian Baru. Tapi yang dibacanya tadi tidak ada
dalam Alkitab saya ini, Ma? katanya memelas.
“Oh...! Alkitabmu ini ukuran yang kecil, Nak!
Hibur Ibunya sambil tersenyum melihat kepolosan anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar