Senin, 15 Oktober 2012

Iman 3


Ada seorang pemuda yang saleh dan sangat beriman kepada Tuhan. Lebih beriman dari Raja Salomon. Suatu hari hujan turun dengan lebatnya, dari pagi hingga ke malam, tidak berhenti-henti. Oleh karena kawasan rumahnya rendah, maka rumahnya mulai dibanjiri (termasuk jiran-jirannya). Air mulai memasuki rumahnya. Tak lama kemudian paras air naik hingga ke pinggang. Tiba-tiba terdengar suara dari luar rumah.
“Saudara, mari ikut kami menaiki sampan (perahu) ini sebelum air naik lebih tinggi”.
“Seorang pemuda menjawab, “Saya tidak perlu sampan itu karena saya beriman kepada Tuhan. Saya pasti, Dia akan menyelamatkan saya.”
Walaupun mereka terus berkeras untuk membawa pemuda itu, tetapi dia tetap menolak. Hujan masih turun dengan lebatnya dan arus air terus naik sehingga setinggi dada. Kemudian datang petugas membawa perahu dan petugas berkata “saudara segera naik perahu ini agar saudara selamat.”
“Kemudian si pemuda berteriak saya tidak perlu perahu itu karena saya beriman kepada Tuhan. Saya pasti, Dia akan menyelamatkan saya”.
Walaupun mereka akan membawanya tetapi semua usaha gagal. Akhirnya mereka pergi. Ketika arus air semakin naik, pemuda itu menaiki bumbung rumahnya untuk menyelamatkan dirinya. Dia terus berdoa dan mempercayai bahwa Tuhan akan menyelamatkannya. Beberapa menit kemudian paras air mencapai lehernya, walaupun berada diatas bumbung rumahnya. Terdengar suara helikopter menghampiri pemuda itu dan juru terbangnya berkata.
“Saudara silahkan naik ke kapal dengan menaiki anak tangga ini bersama-sama dengan kami, supaya anda tidak mati lemas.”
Seperti tadi pemuda itu berkeras dan berkata. “Saya tidak perlu kapal itu karena saya beriman kepada Tuhan, saya pasti Dia akan menyelamatkan saya”.
Juru terbang helikopter itu terus mendorong si pemuda supaya naik tapi pemuda itu terus berkeras, akhirnya juru terbang itu pergi dari tempat tersebut.
“Arus air semakin naik dan akhirnya pemuda jtu meninggal dunia. Maka sampailah ia di Surga. Dengan hati yang marah dia berjalan menuju kehadapan Tuhan Yesus, sambil berkata dengan suara yang kuat.
“Tuhan Yesus, sia-sia saja saya berdoa dan beriman kepada Mu. Lihatlah! Saya sudah meninggal dunia. Sewaktu saya berada dalam kesusahan Engkau tidak datang menolongku.”
Dengan senyuman yang manis Tuhan Yesus menjawab.
“Anak-Ku, anak-Ku. Aku sungguh mengasihimu. Aku tidak pernah membiarkanmu seorang diri. Sebenarnya aku berusaha membantu engkau. Pertama Aku menghantarkan sebuah sampan tetapi kamu tidak menaikinya. Kemudian Aku mengantarkan sebuah perahu, tetapi kamu tetap tidak menaikinya dan akhirnya Aku mengantarkan sebuah helikopter, kamu tetap tidak menaikinya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar