Ada
seorang pendeta “kaya,” terkenal dan mempunyai jemaat yang sangat besar. Pada
suatu hari ia menerima telepon dari seorang anak kecil. “Pak pendeta, kata anak
itu. “Tolong ke sini Pak. Ada seorang anggota keluarga saya yang sakit.”
Dengan segera Pak pendeta menutup telepon dan
berangkat ke rumah anak itu. Setibanya di sana,
ia bertanya kepada anak kecil itu.
“Siapa yang sakit dan mau di doakan”. Dengan
muka sedih si anak menjawab: “Kucing saya, Pak Pendeta. Sudah tiga hari nggak
mau makan dan minum”.
Pak Pendeta sangat kecewa dan jengkel karena
yang sakit itu hanyalah seekor kucing. Kemudian, sambil menumpang tangan di
atas kepala kucing itu. Pak Pendeta berkata:
“Baiklah mari kita berdoa! Hai kucing! Kalau
kau ingin sembuh, sembuhlah dan kalau ingin mati, matilah. Amin!”
Kemudian Pendeta pulang dengan perasaan
kecewa karena gara-gara seekor kucing, ia harus membatalkan janji untuk acara
rapat penting. Anehnya, kebetulan kucing itu sembuh. Anak ini sangat gembira
dan bersaksi kepada teman-teman tentang hal itu. Kejadian itu berlalu hingga
suatu saat si anak itu mendengar bahwa Pendeta yang mendoakan kucing tempo hari
jatuh sakit. Maka ia bersama-sama dengan teman-temannya datang mengunjungi Pak
Pendeta yang sedang terbaring di tempat tidur. Sambil memberikan bunga, si anak
itu berkata.
“Semoga cepat sembuh, Pak?”
“lya... iya... Doakan saja ya, nak, biar
bapak sembuh!” kata sang Pendeta sambil lalu. Tiba-tiba si anak itu
menumpangkan tangannya di atas kepala pak Pendeta dan berdoa.
“Hai kucing! Kalau kau mau sembuh, sembuhlah
tapi kalau mau mati, matilah. Amin!”
(Yang akhirnya disambut dengan sorak-sorai
anak-anak karena melihat pak Pendeta berdiri dari tempat tidur yang sebenarnya
mau memarahi anak itu. Dengan teriakan: “Pak Pendeta sembuh! Pak Pendeta
sembuh...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar