Thalout Diangkat Sebagai Raja Bani Isra'il
Setelah
Bani Isra'il memasuki Palestin dan menguasainya di bawah pimpinan Yusya bin Nun
mereka selalu menjadi sasaran penyerbuan dan serangan dari bangsa-2
sekelilingnya, seperti suku Amaliqah dari bangsa Arab, bangsa Palestin sendiri
dan bangsa Aramiyin. Kemenangan dan kekalahan di antara meeka silih berganti.
Pada
suatu waktu datanglah bangsa Palestin penduduk "Usydud" suatu daerah
dekat Gaza menyerbu dan menyerang mereka dan terjadilah pertempuran yang
berakhir dengan kemenangan bangsa Palestin yang berhasil, mencerai-beraikan
Bani Israil dan merampas benda keramat mereka yang bernama "Tabout",
iaitu sebuah peti tempat penyimpanan kitab Taurat.
Peti
yang disebut Tabout itu adlah merupakan salah satu dari banyak kurnia yang
telah diberikan oleh Allah kepada Bani Isra'il. Mereka menganggap Tabout itu
suatu benda keramat yang dapat menginspirasikan kekuatan dan keberanian kepada
mereka dikala menghadapi musuh. Maka karenanya dalam tiap medan perang
dibawanyalah Tabout itu untuk memberi kekuatan batin dan semangat juang bagi
mereka memberi rasa berani bagi mereka dan rasa takut bagi musuh. Maka dengan
dirampasnya Tabout itu oleh bangsa Palestin hilanglah pegangan mereka dan berantakanlah
barisannya, retaklah kesatuannya sehingga menjadi laksana binatang ternakan
yang ditinggalkan gembalanya.
Dan
memang sejak ditinggalkan oleh Nabi Mua, Bani Isra'il tidak mempunyai seorang
raja atau seorang pemimpin yang berwibawa yang dapat mengikat mereka di bawah
satu bendera dan menghimpun mereka di bawah satu komando bila terjadi serangan
dari luar dan penyerbuan oleh musuh. Mereka hanya dipimpin oleh hakim-hakim
penghulu yang memberi tuntunan kepada mereka dalam bidang keagamaan dan kadangkala
menjadi juru damai jika timbul perselisihan dan sengketa di antara sesama
mereka. Di antara penghulu itu terdapat seorang penghulu yang paling disegani
dan di hormati bernama Somu'il. Kata-katanya selalu didengar dan nasihat-2nya
selalu diterima dan ditaati.
Kepada
Somu'il datanglah beberapa pemuda Bani Isra'il yang merasa sedih melihat
keadaan kaumnya menjadi kacau bilau dan bercerai berai setelah dikalahkan oleh
bangsa Palestin dan dikeluarkan dari negeri mereka serta dirampasnya Tabout
yang merupakan peti wasiat dan benda keramat bagi mereka. Mereka mengutarakan
kepada Samu'il bahwa mereka memerlukan seorang pemimpin yang kuat yang
berwibawa dan mempunyai kekuasaan sebagai seorang raja untuk menghimpun mereka
dan seterusnya menjadi panglima perang.
Samu'il
yang mengenal baik watak mereka dan titik-titik kelemahan serta sifat-2 licik
dan pembangkang yang meletak pada diri mereka berkata: "Aku khuatir bahwa
kamu akan takut dan enggan bertempur melawan musuh bila kepadamu diperintahkan
untuk berperang menghalau musuh dari negerimu."
Mereka
menjawab: "Bagaimana kami menolak perintah semacam itu dan enggan maju
bertempur melawan musuh sedangkan kami telah dihina diusir dari rumah-rumah
kami dan dipisahkan dari sanak keluarga kami. Bukankah suatu hal yang memalukan
dan menurun darjat kami sebagai bangsa, bila dalam keadaan yang sedang kami
alami ini, kami masih juga enggan berperang melawan musuh yang datang menyerang
dan menyerbu daerah kami. Kami akan maju dan tidak akan gentar masuk dalam
medan perang, asalkan saja kami akan dapat pimpinan dari seorang yang cekap,
berani serta berwibawa sehingga komandonya dan segala perintahnya akan dipatuhi
oleh kaum kami semuanya."
Somu'il
berkata: "Jika demikian ketetapan hatimu dan demikian pula keinginanmu
untuk memperoleh seorang raja yang akan memimpin dan membimbing kamu , maka
berilah waktu kepadaku untuk beristikharah memohon pertolongan Allah
menunjukkan kepadaku seseorang yang patut dan layak menjadi raja bagimu."
Di
dalam istikharahnya, Somuil mendapat ilham dan petunjuk dari Allah, agar ia
memilih serta mengangkat seorang yang bernama "Thalout" menjadi raja
Bani Isra'il. Dan walaupun ia belum pernah mendengar nama itu atau mengenalkan
orangnya Allah akan memberinya jalan dan tanda-tanda yang akan memungkinkan ia
bertemu muka dengan orang itu dan mengenalinya dengan segera.
Thalout
adalah seorang berbadan gemuk dan jangkung, tegak, kuat dan berparas tampan.
Dari pancaran kedua matanya orang dapat mengetahui bahwa ia adalah seorh yang
cerdik, cekap dan bijaksana, memiliki hati yang tabah dan berani. IA hidup dan
bertempat tinggal di sebuah desa yang agak terpencil sehingga tidak banyak
dikenal orang Ia hidup bersama ayahnya
bercucuk tanam dan memelihara haiwan ternak.
Pada
suatu hari di kala Thalout sedang sibuk bersama ayahnya menguruskan tanah
ladangnya terlepaslah dari kadang seekor keldai dari haiwan-2 peliharaannya dan
menghilang sesat. Pergilah Thalout bersama seorang bujangnya mencari keldai
yang hilang itu di celah-2 lembah dan bukit-2 di sekitar desanya, namun tidak
berhasil menemukan kembali haiwan yang terlepas itu. Akhirnya ia mengajak
bujangnya kembali karena khuatir ayahnya akan menjadi gelisah bila ia lebih
lama meninggalkan rumahnya mencari keldai yang hilang itu.
Berkata
sang bujang kepada Thalout: "Kami sekarang sudah berada di daerah Shuf
tempat dimana Somu'il berada. Alangkah baiknya kalau kami pergi kepadanya
menanyakan kalau-2 ia dapat memberikan keterangan dan petunjuk kepada kami di
mana kiranya kami dapat menemukan keldai kami itu. Ia adalah seorang nabi yang
menerima petinjuk dari Tuhannya melalui para malaikat dan dia telah banyak kali
mengungkapkan hal-hal ghaib yang ditanyakan oleh orang kepadanya."
Thalout
menerima baik cadangan bujangnya dan berangkatlah mereka berdua menuju tempat
tinggal Somu'il. Di tengah-2 perjalanan, mereka bertanya kepada beberapa gadis
yang ditemuinya sedang menimpa air dari sebuah perigi: "Di manakah tempat
tinggal Nabi Somu'il?" "Tidak usah kamu cepat-2 meneruskan
perjalananmu. Somu'il sebentar lagi akan datang ke sini. Ia sedang ditunggu
kedatangannya di atas bukit oleh rakyat tempat itu." Para gadis itu
menjawab.
Ternyata
bahawa belum selesai para gadis itu memberikan keteranagnnya, muncullah Somu'il
dengan wajahnya yang berseri-seri memancarkan cahaya kenabian dan kealiman yang
mengesahkan.
Thalout
segera mendekati Somu'il dan setelah saling pandang memandang, berkatalah
Thalout: "Wahai Nabi Allah, kami datang menemui bapak untuk memohon
pertolongan iaitu dapatkah kiranya kami diberi keterangan dan petunjuk di
manakah kami dapat menemukan kembali keldai kami yang telah terlepas dari
kandang dan menghilang tidak kami temukan jejaknya walaupun sudah tiga hari
kami berusaha mencarinya."
Somu'il
setelah memandang wajah Thalout dengan teliti sedarlah ia bahwa inilah orangnya
yang oleh Allah ditunjuk untuk menjadi raja pemimpin dan penguasa Bani Isra'il.
Ia berkata kepada Thalout: "Keldai yang engaku cari itu sedang berada
dalam perjalanan kembali ke kandangnya di tempat ayahmu. Janganlah engkau
rungsingkan fikiranmu dan ributkan dirimu dengan urusan keldai itu. Kerana aku
memang mencarimu dan ingin menemuimu untuk urusan yang lebih besar dan lebih
penting dari soal keldai. Engaku telah dipilih oleh Allah untuk memimpin Bani
Isra'il sebagai raja, mempersatukan barisan mereka yang sudah kacau-balau serta
membebaskan mereka dari musuh-musuh yang sedang menyerbu dan menduduki negeri
mereka. Dan insya-Allah Tuhan akan menyertaimu memberi perlindungan kepadamu
dan mengurniakan kemenangan dan kemujuran dalam segala sepak terajangmu."
Thalout
menjawab: "Bagaimana aku dapat menjadi seorang raja dan pemimpin Bani
Isra'il sedang aku ini seorang dusun anak cucu Benyamin yang paling papa,
terasing dari pengaulan orang ramai, seorang anak tani dan penggembala haiwan
yang tidak dikenal orang?"
Berkata
Somu'il: "Itu adlah kehendak Allah dan perintah-Nya. Dan lebih tahu pada
siapa Ia meletakkan amanat dan tugas-tugas-Nya. Dialah yang menugaskan dan Dia
pulalah yang akan melengkapi segala kekuranganmu. Bersyukurlah engkau atas nikmat
dan kurniaan Allah ini. Terimalah tugas suci ini dengan keteguhan hati dan
kepercayaan penuh akan pertolongan dan perlindungan Allah kepadamu."
Kemudian dipeganglah tangan Thalout, diangkatnya keatas seraya menghadap kepada
kaumnya dan berkata: " Wahai kaumku, inilah orangnya yang oleh Allah telah
dipilih untuk menjadi rajamu. Ia berkewajiban memimpin kamu dan mengurus segala
urusanmu dengan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya dan kamu berkewajiban taat
kepadanya, mematuhi segala perintahnya dan berdiri tegak di belakang
komandinya. Bersatu padulah kamu di bawah bendera raja Thalout dan
bersiap-siaplah untuk berjuang melawan musuh-musuhmu."
Bani
Isra'il yang sedang berkumpul mengerumuni somu'il mendengarkan pidato
pelantikannya mengangkat Thalout sebagai raja, tercengang dan terkejut dan
dengan mulut ternganga mereka melihat satu kepada yang lain, berpindahan
pandangan mereka dari wajah Somu'il ke wajah thalout yang menandakan kehairanan
dan ketidak-puasan dengan pengangkatan itu. Selintas pun tidak terfikir oleh
mereka bahwa seorang seperti Thalout yang papa dan miskin dan tidak dikenal
orang ialah yang akan dipilih oleh Somu'il soal pemilihan dan pengangkatan
seorang raja bagi mereka.
Berkata
mereka kepada Somu'il: "Bagaimana seorang seperti Thalout ini akan dapat
memimpin kami sebagai raja padahal ia seorang yang miskin yang tidak dikenal
orang dan pergaulan sehari-harinya hanya terbatas didesanya. selain ituia
bukannya dari keturunan "Lawi" yang menurunkan para nabi Bani Israil,
juga bukan dari keturunan "Yahuda" yang menurunkan raja-raja Bani
Isra'il sejak dahulu kala. Ia pun tidak memiliki pengalaman dan kecekapan yang
diperlukan oleh seorang raja untuk mengurus serta mempertahankan kerajaannya.
Mengapa tidak dipilih sahaja seorang drp mereka yang berada di kota yang
pandai-pandai, berpengalaman dan berkeadaan cukup?"
berkata
Somu'il menanggapi keberatan-2 yang dikemukakan oleh kaumnya: "Pengurusan
kerajaan dan pemimpin perang tidak memerlukan kebangsawanan atau kekayaan. Ia
memerlukan kecekapan, kebijaksanaan, kecerdasan berfikir dan kecekatan
bertindak. sifat-2 itu terdapat dalam dir Thalout di samping ia memiliki tubuh
yang kuat, perawakan tg tegap dan kekar serta paras muka yang tampan yang
memberi kesan baik bagi orang-orang yang menghadapinya. Selain itu semuanya, ia
adalah pilihan dan tunjukan Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal
hamba-hamba-Nya. Maka tidak patutlah kami memilih orang lain setelah Allah
menjatuhkan pilihan-Nya."
"Baiklah",
kata mereka, "Jika yang demikian itu pilihan dan kehendak Allah, maka kami
tidak dapat berbuat lain selain meneriam kenyataan ini. Akan tetapi untuk
menghilangkan keragu-raguan kami tentang diri Thalout, berilah kepada kami
suatu tanda yang dapat menyakinkan kami bahwa Thalout benar-benar pilihan Allah."
Somu'il
menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengetahui watak dan tabiat kamu yang
kaku dan keras kepala. Imanmu tidak berada di dalam hati tetapi di kelopak
mata. Kamu tidak mempercayai sesuatu tanpa bukti yang dapat kamu rasa dengan
pancaindera kamu. Maka sebagai bukti bahwa Allah merestui pengangkatan Thalout
menjadi raja kamu, ialah bahawa kamu akan menemukan kembali peti keramatmu
"Tabout" yang telah hilang dan dirampas oleh bangsa Palestin. Kamu
akan menemukan itu datang kepadamu dibawa oleh malaikat. Pergilah kamu keluar
kota sekarang juga untuk menerimanya."
Setelah
ternyata bagi mereka kebenaran kata-kata Somu'il dengan ditemuinya kembali
Tabout yang sudah tujuh bulan berada di tangan orang-orang Palestin itu, maka
diterimalah pengangkatan Thalout sebagai raja mereka dengan memberikan bai'at
kepadanya dan janji akan taat serta mematuhi segala nasihat dan perintahnya.
----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar