Bani Isra'il Kembali Menyembah Patung Anak Lembu
Nabi
Musa berjanji kepada Bani Isra'il yang ditinggalkan di bawah pimpinan Nabi
Harun bahwa ia tidak akan meninggalkan mereka lebih lama dari tiga puluh hari,
dalam perjalananya ke Thur Sina untuk berminajat dengan Tuhan.
Akan tetapi berhubung dengan adanya perintah Allah kepada Musa untuk melengkapi jumlah hari puasanya menjadi empat puluh hari, maka janjinya itu tidak dapat ditepati dan kedatangannya kembali ke tengah-tengah mereka tertunda menjadi sepuluh hari lebih lama drp yang telah dijanjikan.
Akan tetapi berhubung dengan adanya perintah Allah kepada Musa untuk melengkapi jumlah hari puasanya menjadi empat puluh hari, maka janjinya itu tidak dapat ditepati dan kedatangannya kembali ke tengah-tengah mereka tertunda menjadi sepuluh hari lebih lama drp yang telah dijanjikan.
Bani
Isra'il merasa kecewa dan menyesalkan kelambatan kedtgan Nabi Musa kembali ke
tengah-tengah mrk. Mrk menggerutu dan mengomel dengan melontarkan kata-kata
kepada Nabi Musa seolah-olah ia telah meninggalkan mrk dalam kegelapan dan
dalam keadaan yang tidak menentu. Mrk merasa seakan-akan telah kehilangan
pimpinan yang biasanya memberi bimbingan dan petunjuk-petunjuk kepada mrk.
Keadaan
yang tidak puas dan bingung yang sedang meliputi kelompok Bani Isra'il itu,
digunakan oleh seprg munafiq, bernama Samiri yang telah berhasil menyusup ke
tengah-tengah mrk, sebagai kesempatan yang baik untuk menyebarkan benih
syiriknya dan merusakkan akidah para pengikut Nabi Musa yang baru saja menerima
ajaran tauhid dan iman kepada Allah. Samiri yang munafiq itu menghasut mrk
dengan kata-kata bahwa Musa telah tersesat dalam tugasnya mencari Tuhan bagi
mereka dan bahawa dia tidak dapat diharapkan kembali dan karena itu dianjurkan
oleh Samiri agar mereka mencari tuhan lain sebagai ganti dari Tuhan Musa.
Samiri
melihat bahwa hasutan itu dapat menggoyahkan iman dan akidah pengikut-pengikut
Musa yang memang belum meresapi benar ajaran tauhidnya segera membuat patung
bagi mereka untuk disembah sebagai tuhan pengganti Tuhannya Nabi Musa. PAtung
itu berbentuk anak lembu yang dibuatnya dari emas yang dikumpulkan dari
perhiasan-perhiasan para wanita. Dengan kepandaian tektiknya patung itu dibuat
begitu rupa sehingga dapat mengeluarkan suara menguap seakan-akan anak lembu
sejati yang hidup. Maka diterimalah anak patung lembu itu oleh Bani Isra'il
pengikut Nabi Musa yang masih lemah iman dan akidahnya itu sebagai tuhan
persembahan mereka.
Ditegurlah
mereka oleh Nabi Harun yang berkata: "Alangkah bodohnya kamu ini! Tidakkah
kamu melihat anak lembu yang kamu sembah ini tidak dapat bercakap-cakap dengan
kamu dan tidak pula dapat menuntun kamu ke jalan yang benar. Kamu telah
menganiaya diri kamu sendiri dengan menyembah pada sesuatu selain Allah."
Teguran
Nabi Harun itu dijawab oleh mereka yang telah termakan hasutan Samiri itu
dengan kata-kata: "Kami akan tetap berpegang pada anak lembu ini sebagai
tuhan persembahan kami sampai Musa kembali ke tengah-tengah kami."
Nabi
Harun tidak dapat berbuat banyak menghadapi kaumnya yang telah berbalik menjadi
murtad itu, karena ia khuatir kalau mereka dihadapi dengan sikap yang keras,
akan terjadi perpecahan di antara mereka dan akan menjadi keadaan yang lebih
rumit dan gawat sehingga dapat menyulitkan baginya dan bagi Nabi Musa kelak
bila ia datang untuk mencarikan jalan keluar dari krisis iman yang melanda
kaumnya itu. Ia hanya memberi peringatan dan nasihat kepada mereka sambil
menanti kedatanagan Musa kembali dari Thur Sina.
Dalam
pada itu, Nabi Musa setelah selesai bermunajat dengan Tuhan dan dalam
perjalanannya kembali ke tempat di mana kaumnya sedang menunggu memperolehi
isyarat tentang apa yang telah terjadi dan dialami oleh Nabi Harun selama
ketiadaannya. Nabi Musa sgt marah dan sedih hati tatkala ia tiba di tempat dan
melihat kaumnya sedang berpesta mengelilingi anak patung lembu emas,
menyembahnya dan memuji-mujinya. Dan karena sgt marah dan sedihnya ia tidak
dapat menguasai dirinya, kepingan-kepingan Taurat dilemparkan berantakan. Harun
saudaranya dipegang rambut kepalanya ditarik kepadanya seraya berkata menegur:
"Apa yang engkau buat tatkala engkau melihat mereka tersesat dan terkena
oleh hasutan dan fitnahan Samiri? Tidakkah engkau mematuhi perintahku dan pesanku
ketika aku menyerahkan mereka kepadamu untuk engkau pimpin? Tidakkah engkau
berdaya melawan hasutan Samiri dengan memberi petunjuk dan penerangan kepada
mereka dan mengapa engkau tidak cepat memadamkan api kemurtadan ini sebelum
menjadi besar begini?"
Harun
berkata menanggapi teguran Musa: "Hai anak ibuku, janganlah engkau
memegang jangut dan rambut kepalaku, menarik-narikku. Aku telah berusaha
memberi nasihat dan teguran kepada mereka, namun mereka tidak mengindahkan
kata-kataku. Mereka menganggapkan aku lemah dan mengancam akan membunuhku. Aku
khuatir jika aku menggunakan sikap dan tindakan yang keras, akan terjadi
perpecahan dan permusuhan di antara sesama kita, hal mana akan menjadikan
engkau lebih marah dan sedih. Lepaskanlah aku dan janganlah membuatkan
musuh-musuhku bergembira melihat perlakuanmu terhadap diriku. Janganlah
disamakan aku dengan orang-orang yang zalim."
Setelah
mereda rasa jengkel dan sedihnya dan memperoleh kembali ketenangannya,
berkatalah Nabi Musa kepada Samiri, orang munafiq yang menjadi biang keladi
dari kekacauan dan kesesatan itu: "Hai Samiri, apakah yang mendorongmu
menghasut dan menyesatkan kaumku, sehingga mereka kembali menjadi murtad,
menyembah patung yang engkau buatkan dari emas itu?"
Samiri
menjawab: "Aku telah melihat sesuatu yang mereka tidak melihatnya. Aku
telah melihat kuda malaikat Jibril. aku mengambil segenggam tanah bekas jejak
telapak kakinya itu, lalu aku lemparkannya ke dalam emas yang mencair di atas
api dan terjadilah patung anak lembu yang dapat menguak, mengeluarkan suara
sebagaimana anak lembu biasa.Demikianlah hawa nafsuku membujukku untuk berbuat
itu."
Berkata
Nabi Musa kepada Samiri: "Pergilah engkau dan jauhilah pergaulan manusia
sebab karena perbuatan kamu ituengkau harus dipencilkan dan menjadi tabu
{sesuatu yang terlarang} jika disentuh atau menyentuh seseorang ia akan
menderita sakit demam panas. Ini adalah ganjaranmu di dunia, sedang di akhirat
nerakalah akan menjadi tempatmu. Dan tuhanmu yang engkau buat dab sembah ini
kami akan bakar dan campakkannya ke dalam laut."
Kemudian
berpalinglah Nabi Musa kepada kaumnya berkata: "Hai kaumku, alangkah
buruknya perbuatan yang kamu telah kerjakan setelah kepergianku! Apakah engkau
hendak mendahului janji Tuhanmu? Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu
janji yang baik, berupa kitab suci? Ataukah engkau menghendaki kemurkaan Tuhan
menimpa atas dirimu, karena perbuatanmu yang buruk itu dan perlanggaranmu
terhadap perintah-perintah dan ajaran-ajaranku."
Kaum
Musa menjawab: "Kami tidak sesekali melanggar perjanjianmu dengan kemahuan
kami sendiri, akan tetapi kami disuruh membawa beban-beban perhiasan yang berat
kepunyaan orang Mesir yang atas anjuran Samiri kami lemparkan ke dalam api yang
sedang menyala. Kemudian perhiasan-perhiasan yang kami lemparkan itu menjelma
menjadi patung anak lembu yang bersuara, sehingga dapat menyilaukan mata kepala
kami dan menggoyahkan iman yang sudah tertanam di dalam dada kami."
Berkata
Musa kepada mrk: "Sesungguhnya kamu telah berbuat dosa besar dan
menyia-nyiakan dirimu sendiri dengan menjadikan patung anak lembu itu sebagai
persembahanmu, maka bertaubatlah kamu kepada Tuhan, Penciptamu dan Pencipta
alam semesta dan mohonlah ampun drpnya agar Dia menunjukkan kembali kepada
jalan yang benar."
Akhirnya
kaum Musa itu sedar atas kesalahannya dan mengakui bahwa mereka telah
disesatkan oleh syaitan dan memohon ampun dan rahmat Allah agar selanjutnya
melindungi mereka dari godaan syaitan dan iblis yang akan merugikan mereka di
dunia dan akhirat. Demikian pula Nabi Musa beristighfar memohon ampun baginya
dan bagi Harun saudaranya setalah ternyata bahwa ia tidak melalaikan tugasnya
sebagai wakil Musa dalam menghadapi krisis iman yang dialami oleh kaumnya.
Berdoa Musa kepada Tuhannya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan
masukkanlah kami berdua ke dalam lingkaran rahmat-Mu sesungguhnya Engkaulah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Setelah
suasana yang meliputi hubungan Musa dengan Harun di satu pihak dan hubungan
mereka berdua dengan kaumnya di lain pihak menjadi tenang kembali,
kepingan-kepingan Taurat yang bertaburan sudah dihimpun dan disusun sebagaimana
asalnya, maka Allah memerintahkan kepada Musa agar membawa sekelompok dari
kaumnya menghadap untuk meminta ampun atas dosa mereka menyembah patung anak
lembu.
Tujuh
puluh orang dipilih oleh Nabi Musa di antara kaumnya untuk diajak pergi bersama
ke Thur Sina memenuhi perintah Allah meminta ampun atas dosa kaumnya. Mereka
diperintahkan untuk keperluan itu agar berpuasa, mensucikan diri, pakaian
mereka dan pada waktu yang telah ditentukan berangkatlah Nabi Musa bersama
tujuh puluh orang itu menuju ke bukit Thur Sina.
Setiba
mereka di Thur Sina turunlah awan yang tebal meliputi seluruh bukit, kemudian
masuklah Nabi Musa diikuti para pengikutnya ke dalam awan gelap itu dan segera
mereka bersujud. Dan sementara bersujud terdengarlah oleh kelompok tujuh puluh
itu percakapan Nabi Musa dengan Tuhannya. Pada saat itu timbullah dalam hati
mereka keinginan untuk melihat Zat Allah dengan mata kepala mereka setelah
mendengar percakapan-Nya dengan telinga.Maka setelah selesai Nabi Musa
bercakap-cakap dengan Allah berkatalah mereka kepadanya: "Kami tidak akan
beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang." Dan sebagai
jawapan atas keinginan mereka yang menunjukkan keingkaran dan ketakaburan itu,
Allah seketika itu juga mengirimkan halilintar yang menyambar dan merenggut
nyawa mereka sekaligus.
Nabi
Musa merasa sedih melihat nasib fatal yang menimpa kelompok tujuh puluh orang
yang merupakan orang-orang yang terbaik di antara kaumnya. Ia berseru memohon
kepada Allah agar diampuni dosa mereka seraya berkata: "Wahai Tuhanku, aku
telah pergi ke Thur Sina dengan tujuh puluh orang yang terbaik di antara kaumku
kemudian aku akan kembali seorang diri, pasti kaumku tidak akan mempercayaiku.
Ampunilah dosa mereka, wahai Tuhanku dan kembalilah kepada mereka nikmat hidup
yang Engkau telah cabut sebagai pembalasan atas keinginan dan permintaan mereka
yang durhaka itu."
Alah
memperkenankan doa Musa dan permohonannya dengan dihidupkan kembali kelompok
tujuh puluh orang itu, maka bangunlah mereka seakan-akan orang yang baru sedar
dari pengsannya. Kemudian pada kesempatan itu Nai Musa mengambil janji dari
mereka bahwa mereka akan berpegangan teguh kepada kitab Taurat sebagai pedoman
hidup mereka melaksanakan perinta-perintahnya dan menjauhi segala apa yang
dilarangnya.
Pokok
cerita yang dihuraikan di atas, dikisahkan oleh Al-Quran dalam banyak tempat,
di antaranya surah "Thaha" ayat 85 sehingga 98, surah "Al-A'raaf
ayat 149, 151, 154, 155 dan surah "Al-Baqarah" ayat 55, 56, 63 dan 64
sebagai berikut :~
- "85~ Allah berfirman: "Maka sesungguuhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan dan mereka telah disesatkan oleh Samiri."
- 86~ Kemudian Musa kembali kepada kaumnya, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu melanggar perjanjian dengan aku?"
- 87~ Mereka berkata: "Kami sesekali tidak melanggar perjanjian kamu dengan kemahuan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya."
- 88~ Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mrk anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah tuhanmu dan tuhan Musa tetapi Musa telah lupa."
- 89~ Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahawapatung anak lembu itu tidak dapat memberi jawapan kepada mereka dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan?
- 90~ Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: " Hai kaumku, sesungguhnya kamu itu hanya diberi cubaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Pemurah maka ikutilah aku dan taatilah perintahku."
- 91~ Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyambah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami."
- 92~ Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat telah tersesat,
- 93~ {sehingga} kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah sengaja mendurhakai perintahku?"
- 94~ Harun menjawab: "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang jangutku dan jangan pula kepalaku; sesungguhnya aku khuatir bahawa kamu akan berkata {kepadaku}: " Kamu telah memecah antara Bani Isra'il dan kamu tidak memelihara amanatku."
- 95~ Berkatalah Musa: "Apakah yang mendorongmu {berbuat demikian} hai Samiri?"
- 96~ Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya maka aku ambil segenggam aari jejak rasul, lalu aku melemparkannya dan demikianlah nafsuku membujukku."
- 97~ berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagi kamu di dalam kehidupan di dunia ini hanya dapat menyatakan : Janganlah menyantuh {aku}." Dan sesungguuhnya bagimu hukuman {di akhirat} yang kami sesekali tidak dapat menghindarinya dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya kemudian kami sesungguhnya akan menghamburkannya ke dalam laut {berupa abu yang berserakan}
- 98~ Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu." { Thaha : 85 ~ 98 }
"149~
Dan setelah mereka sgt menyesali perbuatanya dari mengetahui bahwa mereka telah
sesat, mereka pun berkata: "Sesungguhnya jika Tuhan kami tidak memberi
rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami pastilah kami menjadi orang-orang
yang rugi." { Al-A'raaf : 149 }
"151~
Musa berdoa: "Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami
ke dalam rahmat Engkau dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para
Penyayang." { Al-A'raaf : 151 }
"154~
Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya kembali luh-luh {Taurat} itu;
dan dalam tulisannya terdpt petunjuk dan rahmatbutk orang-orang yang takut
kepada Tuhannya. 155~ Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk
{memohonkan taubat kepada Kami} pada waktu yang telah Kami tentukan. Mak ketika
mereka digoncang genpa bumi Musa berkata: "Ya Tuhanku! kalau Engkau
kehendaki tentulah Engkau telah membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah
Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang krg akal di
antara kami? Itu hanyalah cubaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cubaan itu
siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau
kehendaki. Engkaulah yang memimpin kami maka ampunilah kami dan berikanlah
kepada kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun sebaik-baiknya." {
Al-A'raaf : 154 ~ 155 }
"55~
Dan {ingatlah} ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman
kepadamu, sebelum kami melihat Allah dengan terang karena itu kamu disambar
halilintar, sedang kamu menyaksikannya" 56~ Setelah itu Kami bangkitkan
kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur." { Al-Baqarah : 55 ~ 56 }
"63~
Dan {ingatlah} ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kmai angkatkan gunung
{ Thur Sina } di atas {seraya Kami berfirman} : "Peganglah teguh-teguh apa
yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar
kamu bertakwa. Kemudian kamu berpaling setelah {adanya perjanjian} itu, maka
kalau tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya atasmu, nescaya kamu tergolong
orang yang rugi." { Al-Baqarah : 63 ~ 64 }
---------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar