Seorang pemuda yang sangat mengasihi ibunya,
akhirnya tidak berdaya terhadap kemauan isterinya setelah menikah. Si ibu
diboyong ke rumah yang baru dan ditempatkan pada paviliun yang tak nyaman.
Lama-kelamaan ibu sakit-sakitan, batuk dan
penyakit tua lain mulai menggerogoti tubuhnya. Ani istrinya takut ketularan
hingga dibuatnyalah gubuk di belakang rumah yang mula-mula baik pelayanannya,
tetapi lama-kelamaan pelayanan kepada ibunya semakin buruk hingga akhirnya
sampai sebuah tempurung kelapa diberikan sebagai tempat makannya. Sang suami
seperti acuh dan begitu sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa mengontrol
keadaan si ibu yang dulu dicintainya.
Suatu hari Andi berjalan-jalan dengan orang
tuanya di sebuah taman, tiba-tiba Andi melihat sebuah tempurung kelapa dekat
selokan bersebelahan dengan tempat sampah yang bau. Andi spontan ingin
mengambil tempurung itu. Tetapi ibunya melarang. Andi terus merengek meminta
benda itu, tapi dicegah oleh kedua orang tuanya. Di tengah kebingungan, ibunya
bertanya:
“Andi, buat apa tempurung kotor itu?”
“Aku mau simpan buat mama!” jawab Andi dengan
nada merengek.
“Haa... apa...???” sahut kedua orang tuanya
keheranan. Dengan nada merayu, Andi menjawab: “Ya buat mama nanti kalo sudah
tua!” Si mama bengong... seperti disambar petir layaknya.
Jadi perlu diingat apa yang diperbuat oleh
orangtua akan ditiru oleh anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar