Pak Toto dengan gembira mengajak anaknya,
Dedi, bepergian ke Bandung
naik kereta api. Seperti dugaan sang ayah, Dedi betul-betul menikmati
perjalanannya. Pemandangan yang indah menggoda Dedi untuk sekali-sekali
mengeluarkan kepalanya lewat jendela dan sekaligus menikmati terpaan angin yang
sejuk itu.
Melihat apa yang dilakukan anaknya, sang ayah
diam-diam mengambil topi yang dikenakan anaknya dan menyembunyikan dibalik
tubuhnya yang gendut.
“Dedi, jangan mengeluarkan kepala dari
jendela! Lihat topimu hilang diterbangkan angin”, kata Pak Toto.
Dedi meraba kepalanya dan dengan kesal ia
mengeluh, “Wah sayang ya ... topiku kan
bagus”.
“Sudahlah, jangan menyesal. Sekarang tutup
matamu dulu, dan berdoa kepada Tuhan, aku jamin topimu pasti akan kembali”,
kata sang ayah. Ketika Dedi sedang memejamkan matanya, Pak Toto memasangkan
kembali topi itu ke kepala anaknya.
“Nah sekarang bukalah matanya”, kata ayah.
Dedi meraba kepalanya dan tersenyum gembira. “Nah sekarang ayah pejamkan mata!”
kata Dedi. Ketika ayah sedang memejamkan matanya Dedi mengambil topi ayahnya
dan melempar keluar jendela.
“Nah, sekarang buka mata ayah, topi ayah
pasti nanti ditemukan oleh orang”, kata Dedi. Pak Toto cepat-cepat membuka
matanya tapi terkejut karena topinya sudah terbang betul-betul keluar jendela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar