Jumat, 03 Agustus 2012

Teladan yang Salah


Pak Toto dengan gembira mengajak anaknya, Dedi, bepergian ke Bandung naik kereta api. Seperti dugaan sang ayah, Dedi betul-betul menikmati perjalanannya. Pemandangan yang indah menggoda Dedi untuk sekali-sekali mengeluarkan kepalanya lewat jendela dan sekaligus menikmati terpaan angin yang sejuk itu.
Melihat apa yang dilakukan anaknya, sang ayah diam-diam mengambil topi yang dikenakan anaknya dan menyembunyikan dibalik tubuhnya yang gendut.
“Dedi, jangan mengeluarkan kepala dari jendela! Lihat topimu hilang diterbangkan angin”, kata Pak Toto.
Dedi meraba kepalanya dan dengan kesal ia mengeluh, “Wah sayang ya ... topiku kan bagus”.
“Sudahlah, jangan menyesal. Sekarang tutup matamu dulu, dan berdoa kepada Tuhan, aku jamin topimu pasti akan kembali”, kata sang ayah. Ketika Dedi sedang memejamkan matanya, Pak Toto memasangkan kembali topi itu ke kepala anaknya.
“Nah sekarang bukalah matanya”, kata ayah. Dedi meraba kepalanya dan tersenyum gembira. “Nah sekarang ayah pejamkan mata!” kata Dedi. Ketika ayah sedang memejamkan matanya Dedi mengambil topi ayahnya dan melempar keluar jendela.
“Nah, sekarang buka mata ayah, topi ayah pasti nanti ditemukan oleh orang”, kata Dedi. Pak Toto cepat-cepat membuka matanya tapi terkejut karena topinya sudah terbang betul-betul keluar jendela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar