HUKUMAN BAGI DEWI LIKU
KETIKA Raja Daha mendengar
berita, bahwa Raden Inu Kertapati telah kembali ke Kuripan dan akan menikah
dengan Dewi Candra Kirana, beliau sangat terkejut. Lalu mengirim utusan,
meminta penjelasan, apa sebenarnya yang telah terjadi. Terutama mengenai Dewi
Candra Kirana, puterinya, yang selama ini dianggap telah tiada.
Utusan yang dikirim telah
kembali dari Kuripan. Membawa penjelasan selengkap-lengkapnya mengenai diri
Dewi Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati. Raja Daha seperti baru tersadar
dari pengaruh yang selama ini membuat dirinya selalu menuruti apa yang
dikehendaki Dewi Liku, selirnya. Ia menjadi murka. Lalu dipanggilnyalah Dewi
Liku.
“Karena hatimu yang dengki,
anakku Dewi Candra Kirana nyaris tak akan kutemui lagi. O, Dewi Liku, engkau
benar-benar wanita berhati ular. Untuk itu kau harus mendapat hukuman!” kata
Raja Daha dengan nada keras.
“Ampuni hamba,’kanda...”
kata Dewi Liku dengan sedih. “Hamba mengakui semua kesalahan hamba, dan hamba
bersedia menerima hukumannya.”
“Kau dan Dewi Ajeng akan
kukucilkan!”
“Kanda, janganlah Dewi Ajeng
harus menderita. Dia tidak bersalah. Dia hanya salah didikan, salah asuhan.
Hambalah penyebabnya, dari itu biar hambalah yang dihukum. Mengenai Dewi Ajeng,
bagaimana pun juga dia adalah darah daging kakanda. Kewajiban kakanda-lah untuk
merubah dirinya, sehingga menjadi puteri yang baik perilakunya.
Kemudian Dewi Liku dikirim
ke tempat pengucilan. Karena tidak biasa hidup di pengucilan, akhirnya jatuh
sakit. Cukup lama sakitnya, akhirnya menghembuskan napasnya yang terakhir.
Sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, keadaannya ketika meninggal itu
sangat menyedihkan.
Dewi Ajeng telah insap.
Berkat didikan yang lurus yang diterimanya, iapun menjadi puteri yang
berperilaku sangat baik. Kemudian mendapat jodoh, seorang satrya yang sepadan
dengan derajatnya. Hidup berbahagia, meskipun derajat suaminya tidak setinggi
dan seluhur Raden Inu Kertapati.
Raden Inu Kertapati dan Dewi
Candra Kirana hidup sebagai pasangan yang serasi. Sangat bahagia. Mereka memang
sangat berbahagia, apalagi ketika peresmian pernikahannya disaksikan oleh Raja
Daha. Maka pernikahannya itu benar-benar suatu pernikahan yang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar