Rabu, 21 Maret 2012

Serat Jayengbaya


Serat Jayengbaya adalah buku petuah / falsafah kehidupan yang dikarang oleh R. Ngabehi Rangga Warsita dan diterbitkan oleh Balai Pustaka Jakarta pada tahun 1988 dengan alih bahasa dan alih aksara L. Mardiwarsito. Buku ini dikarang oleh R. Ngabehi Ranggawarsita pada saat beliau berumur antara 20 sampai 28 tahun sewaktu menjadi carik Kadipaten Anom di Kasunanan Surakarta.

Buku serat ini menceritakan tentang seorang tokoh bernama Jayengbaya yang ingin mencari kebahagiaan dalam kehidupannya dengan cara melaksanakan tugas sebaik-baiknya, dengan mencari jabatan tinggi, dan mengejar kedudukan yang terhormat. Dalam usaha ini, 47 macam cara kehidupan telah dicobanya, tetapi tidak ada satupun yang cocok baginya, karena masing-masing cara kehidupan tersebut selalu ada yang mengandung kekurangan-kekurangan dan tidak ada satu pun yang sempurna. Akhirnya, Jayengbaya memutuskan untuk kembali menekuni cara kehidupannya yang semula, karena hal itulah yang dianggap paling baik baginya.

Asmaradana:
Kidung kadresaning kaptiYayah nglamong tanpa mangsaHingan silarja jatinéSatata samaptaptinyaRaket rakiting ruksaTahan tumaneming sikuKarasuk sakèh kasrakat.
Yang secara umum dapat diterjemahkan menjadi:Inilah nyanyian tentang ketabahan hatiSeakan berkicau tanpa mengenal waktuTanpa mengenal batas kesusilaan dan keselamatan,Oleh karenanya kita harus selalu waspadadalam menghadapi hukum alamdan kuat dalam mengendalikan emosidan dalam menghadapi penderitaan yang dialami.

Pranala:
·                     Wiki: Serat Jayengbaya
·                     http://seratsuluk.wordpress.com/2009/10/31/serat-jayengbaya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar