Kamis, 26 September 2013

Gunung Padang Gemparkan Dunia

"Hasil Penelitian Gunung Padang Akan Gemparkan Dunia" 

TEMPO.COCianjur- Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) segera mempublikasikan hasil penelitian Situs Megalith Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemaparan hasil temuan tersebut akan diumumkan di depan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Pemerintah Provinsi Jawa Barat  dan Pemerintah Kabupaten Cianjur.
"Hasil penelitian terhadap Situs Gunung Padang itu akan menggegerkan dunia," kata Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu 25 September 2013. Menurut dia,  penelitian sudah selesai dan tinggal memaparkan kepada Presiden. 
Untuk itu, Andi meminta kepada seluruh warga Kabupaten Cinjur, agar tidak terprovokasi dengan isu-isu miring yang bermaksud mengadu domba. "Yang terpenting hasil penelitian ini membawa manfaat besar untuk rakyat Indonesia, terutama warga di Kabupaten Cianjur," bebernya.
Menurut dia,  warga Kabupaten Cianjur lebih baik mempersiapkan diri untuk mendapatkan kunjungan besar dari wisatawan lokal dan maupun dari berbagai negara di dunia ini. "Kami yakin sekelompok orang yang tidak puas dengan penelitian Gunung Padang akan sadar dan berbalik mendukung," kata Andi Arif.
Meskipun sekelompok orang berupaya menghentikan penelitian terhadap Gunung Padang, kata Andi, hal itu bukan bentuk melawan instruksi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. SBY memang sempat menegaskan penelitian terhadap Gunung Padang harus tuntas  tahun ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Tedi Artiawan, menanggapi positif hasil penelitian situs Gunung Padang. "Kami menyarankan agar Gunung Padang menjadi salah satu budaya yang dapat diketahui bukan hanya oleh rakyat Indonesia, tapi lebih mendunia, dan ini sebuah kebanggan bagi Pemprov Jabar, dan Pemkab Cianjur," kata dia.
Menanggapi isu penghentian penelitian, menurut Tedi,  jangan ditanggapi berlebih. Penelitian itu sudah sesuai prosedur.  "Saat pemaparan kepada Presiden,  Pemkab Cianjur akan menjadi tamu undangan untuk mengetahui hasil penelitian tersebut," ujarnya.
DEDEN ABDUL AZIZ

Penelitian Gunung Padang

Penelitian Gunung Padang dengan Peledak Diprotes

TEMPO.CO Cianjur - Ketua Forum Peduli Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Zenal Arifin, mendesak, upaya penelitian harus segera dihentikan jika dibarengi dengan peledakan. Menurut Zenal, terdapat sedikitnya 12 lubang yang diduga merupakan tempat peledakan.
"Kami minta penelitian itu dihentikan. Baru terjadi satu kali peledakan di Kampung Gunung Padang RT 01 RW 08 yang merupakan kawasan Situs Megalitikum Gunung Padang itu," kata Zenal di Cianjur, Rabu 11 September 2013.
Zenal mengaku, upaya peledakan itu tanpa melalui proses sosialisasi kepada masyarakat. "Saat ini masyarakat sendiri sudah tidak simpatik dengan penelitian Situs Gunung Padang jika dilakukan dengan upaya peledakan. Bahkan masyarakat saat ini dengan tegas menolak dilanjutkannya penelitian. Apa coba manfaat dan tujuannya peledakan itu?" tegasnya.
Juru Pelihara Situs Gunung Padang, Nanang, tidak menampik jika pernah dilakukan peledakan di kawasan Situs Megalitikum Gunung Padang oleh tim peneliti. Namun Nanang membantah jika peledakan menggunakan dinamit. "Peledakannya hanya menggunakan petasan. Saya tidak mengetahui tujuan peledakan itu. Sudah ada peledakan, tapi karena ada protes dari warga maka peledakan dihentikan dulu sementara," kata Nanang.
Nanang menyebutkan, izin dilakukannya peledakan itu dilakukan secara informal. Artinya, perizinan hanya di tataran rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW), belum tersosialisasikan kepada warga. "Saya juga tidak tahu berapa titik lubang yang dibuat. Yang saya tahu, tim peneliti itu membuat patok-patok, kemudian memasang tali rafia. Lalu ada kabel-kabel seperti itu. Kayaknya itu buat petasan. Tapi itu juga berdaya ledak rendah," terangnya.
Aksi dugaan peledakan di Situs Gunung Padang tersebut mengundang perhatian sesepuh Jawa Barat, Solihin Gautama Purwanegara. Mantan Gubernur Jawa Barat itu akan berupaya memfasilitasi warga yang kontra dengan tim peneliti.
"Kita akan mencoba memfasilitasi peneliti dengan warga mengenai peledakan di Situs Gunung Padang. Semestinya memang harus ada sosialisasi dan pendekatan terlebih dahulu kepada warga. Saya berharap jangan dulu ada aksi penolakan melanjutkan penelitian karena warga sendiri masih penasaran dengan misteri Gunung Padang yang belum terungkap," kata Solihin.
Namun Solihin juga menyayangkan jika memang terjadi aksi peledakan itu. Apalagi Situs Gunung Padang itu berada di daerah rawan bencana longsor. "Cukup rentan juga jika meledakkan dinamit di kawasan itu karena secara geografis berada di kawasan rawan bencana longsor," terangnya.
DEDEN ABDUL AZIZ

Situs Gunung Padang

 Arkeolog: Tak Ada Piramida di Situs Gunung Padang
  • Lihat Foto
    Arkeolog: Tak Ada Piramida di Situs Gunung Padang
TEMPO.CO Solo:Kepala Pusat Arkeologi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bambang Sulistyanto menegaskan bahwa situs Gunung Padang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke-15 Masehi.
Dia menyanggah pendapat sebagian ahli arkeologi yang menyatakan ada piramida di dalam situs Gunung Padang yang terletak di Cianjur, Jawa Barat itu. "Tidak ada piramida di dalamnya. Tidak ada tradisi piramida di Indonesia," katanya kepada wartawan di sela pembukaan pameran arkeologi bertema Bengawan Solo Riwayatmu Dulu di Surakarta, Rabu, 25 September 2013.
Dia mengatakan tradisi piramida hanya ada di Mesir. Jika merujuk pada bentuk serupa, tradisi di Indonesia berupa candi. Dia menegaskan situs Gunung Padang berupa punden berundak.
Karena itu dia menolak penggalian situs Gunung Padang untuk membuktikan ada tidaknya piramida di dalamnya "Situs Gunung Padang tidak perlu digali. Sudah jelas tidak ada piramida," ujarnya.
Yang sebaiknya dilakukan adalah melestarikan keberadaan situs. Misalnya jika ditemukan ada patung batu yang roboh, ditegakkan lagi.
Untuk usia situs, dia memperkirakan situs Gunung Padang sudah ada sejak abad ke-15, melihat dari bentuk situs. "Saat itu kejayaan Kerajaan Majapahit," katanya. Namun ada arkeolog yang berpendapat situs Gunung Padang ada sejak abad 10 atau 12 Masehi.
Penelitian terhadap situs Gunung Padang saat ini dilakukan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri pimpinan Ali Akbar. Tim ini menuai kontroversi karena dianggap malah merusak situs Gunung Padang.
UKKY PRIMARTANTYO| JULI

Selasa, 24 September 2013

Pura Agung Jagat Karana

Pura Segara Surabaya

Pura Penataran Agung

Pura Jala Sidhi Amerta

Pura Jagad Dumadi

Pura Sono Panca Giri

Pura Candi Cemara Agung

Pura Tunggal Jati

Pura Kerta Bhuana

Pura Tirtha Empul

Pura Tirtha Gangga

Pura Kerta Bhumi

Pura Tirtha Wening